
“Gunung Papandayan waspada sejak lama, saya lupa tanggal dan tahun berapa,” ungkap Surono.
Sebelumnya, Krisno, petugas pos pengamat Gunung Api Papandayan mengatakan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa di Gunung Api Papandayan. Jumlah gempa tektonik jauh sebanyak 14 kali, tektonik lokal sebanyak 17 kali, gempa vulkanik A sebanyak tujuh kali, dan gempa vulkanik B sebanyak 28 kali.
Bahkan sejak hari Kamis (28/10) pukul 00.00 WIB – 06.00 WIB tercatat ada tujuh kali gempa Vulkanik di Gunung Papandayan ini.
Peningkatan aktivitas Gunung Papandayan ini meningkat setelah meletusnya Gunung Merapi. Namun Surono menegaskan peningkatan aktivitas Gunung Papandayan ini tak ada hubungannya dengan meletusnya Gunung Merapo.
Krisno mengatakan peningkatan aktivitas Gunung Papandayan dipicu gempa berkekuatan 4,5 skala Richter pada Rabu (27/10) sekitar ukul 21.48 WIB.
Selain Gunung Papandayan, ada 7 gunung lagi yang berstatus waspada, yakni :
1. Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara
2. Gunung Talang, Solok, Sumatera Barat
3. Gunung Anak Krakatau, Lampung
4. Gunung Slamet, Tegal, Jawa Tengah
5. Gunung Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah
6. Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur
7. Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur
Lalu apa arti status waspada yang diberikan kepada gunung ini? “Status waspada kita berikan karena kawah gunung tidak dalam kondisi aman untuk didekati,” kata Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi Kementerian ESDM, Agus Budianto, Jumat (29/10) ini.
Sumber http://kampungtki.com/baca/21093